Kabar Dari Negeri Sakura...!

0
Topik ini saya ambil dari pengalaman anak2 bima yang kuliah di negeri sakura, kemarin saya tulis topik mari berbagi pengalaman.

Kalau saya perhatikan cara hidup petani jepang, bisa dikatakan sangat mewah, karena gak ada yang gak punya mobil pribadi dan peralatan pertanian mulai dari traktor sampai alat untuk panen, praktis mulai dari proses tanam sampai proses panenpun semuanya pake tenaga mesin, dan hebatnya alat2 ini buka milik kelompok tani seperti di Indonesia atau di Bima, tetapi milik pribadi. cara mengerjakan pertaniannyapun cukup 2 orang saja, suami dan istri, sedangkan anak2nya tidak ada yang dilibatkan sama sekali seperti di Bima, bahkan ada yang putus sekolah karena membantu orangtua untuk mengurus pertanian. Kalau orang Jepang sangat fokus, anaknya yang belajar, benar2 hanya disuruh belajar.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa jepang itu memiliki 4 musim dalam setahun, dan waktu efektif untuk bertani hanya 4 bulan (sekali panen) karena ketika memasuki musim gugur sampai musim salju, prakis tidak ada aktivitas pertanian. Lantas Bagaimana orang jepang bisa bertahap hidup?
Ternyata mereka tidak kehabisan akal untuk mencari uang, dan tidak duduk berpangku tangan mengharapkan kemurahan hati pemerintah untuk memberikan bantuan sedekar menyambung hidup seperti yang terjadi di Indonesia.
Orang2 jepang ternyata suka dengan pekerjaan menjadi Pedagang kali Lima (PKL) seperti di Indonesia, tetapi PKL di jepang lebih santun cara2nya, tidak membuka usaha di terminal2 atau stasiun2 atau disebarang jalan hanya untuk menjajakan dagangannya seperti di Indonesia.
Cara orang jepang adalah dengan membuka pasar rakyat, yang merupakan kumpulan PKL2 tadi, dan ini hanya dalam jangka waktu beberapa hari saja, dan selalu berpindah tempat. Salah satu cara mereka untuk menarik minat para pembeli untuk datang dipasar itu, dengan cara mengadakan parade budaya, dan ini ada keuntungannya paling tidak bisa utnuk mepromosikan budaya2 mereka dan budaya2 itu akan tetap ada dan diwariskan secara turun temurun serta tidak akan hilang ditelan Jaman.
Beragam dagangan dipajang di pasar rakyat tersebut, mulai dari yang jualan jagung bakar, jualan sayur2an, jualan nasi, jualan roti, hasil kerajinan tangan, mainan anak2, baju2, dll.
Cara2 seperti ini apalagi dilakukan secara berulang kali dengan lokasi dan menu yang berbeda, bisa membuat ekonomi masyarakat jepang di daerah itu bergerak, sehingga walaupun dalam keadaan masa paceklik tetapi mereka masih bisa berkembang.
Saya kira cara mereka ini perlu kita tiru di Bima. terlalu monoton hidup masyarakat Bima, dengan selalu mengandalkan kemurahan hati pemerintah terus tanpa mau berusaha untuk merubah diri.
Barangkali teman2 mahasiswa yang lagi kuliah sekarang, pada saat pulang ke Bima, biasanya kan ada perkumpulan mahasiswa gitu, cobalah fasilitasi untuk mengadakan Pasar Rakyat seperti orang Jepang itu, libatkan terutama bagi keluarga2 miskin, jika semua produk2 yang dipasarkan kalo seperti orang jepang itu, saya yakin ada semua di Bima, dan tidak membutuhkan modal besar, tinggal difasilitasi saja, agar ekonomi masyarakat Bima bisa berkembang...Saya yakin cara2 seperti itu sangat membantu bagi masyarakat untuk keluar dari kemiskinan.

DheeN
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top